Ilham - Call / WA +6281267 45797...........

Mengunjungi Uniknya Wisata Batu Angkek-Angkek

 
 
Objek wisata Batu Angkek-Angkek di Desa Balai Tabuh, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat

Objek wisata Batu Angkek-Angkek di Desa Balai Tabuh, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat 

 

Banyak orang sudah datang dari jauh malah tidak pernah bisa mengangkat batu.

BATUSANGKAR -- Anda pernah mendengar tentang'batu angkek-angkek' ? salah satu objek wisata budaya di Minangkabau. Itu adalah salah satu objek wisata unik dari Sumatra Barat yang tingkat kepopulerannya telah mendunia. Batu angkek-angkek atau batu angkat-angkat merupakan objek wisata yang sudah dijadikan cagar budaya oleh pemerintah Kabupaten Tanah Datar sejak tahun 1980.

 

Batu angkek-angkek terletak di Desa Balai Tabuah, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi  Sumatera Barat. Jarak desa ini sekitar 7,5 kilometer dari Kota Batusangkar. Dari objek wisata Istana Pagaruyung, jarak batu angkek-angkek sepanjang 11 kilometer. Dengan menaiki kendaraan roda dua atau roda empat, batu angkek-angkek dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit dari Kota Batusangkar.

 

Hadi Putra Lagani, salah satu pengelola objek wisata batu angkek-angkek ini mengatakan rata-rata pengunjung datang karena masih dalam satu rangkaian perjalanan ke Istana Pagaruyung. "Kalau orang jalan-jalan ke istana Pagaruyung, bisanya mereka lanjut ke sini. Karena batu angkek-angkek masih satu rangkaian dengan istana Pagaruyung," kata Hadi, Sabtu (16/2).

 

Tapi pendatang ke batu angkek-angkek kata Hadi juga ada yang memang berniat berkunjung langsung tanpa harus ke Istana Pagaruyung lebih dulu. Karena kepopuleran batu angkek-angkek yang sudah sangat sering diliput media nasional sampai internasional mengundang rasa penasaran para pelancong lokal, nasional sampai wisatawan mancanegara. Hadi menyebutkan paling sedikit batu angkek-angkek menerima kunjungan satu hari sekitar 60 orang. Ketika hari libur atau tanggal merah, mereka bisa kedatangan tamu sampai 500 orang lebih sehari.  Pengunjung yang datang sangat beragam. Mulai dari turis bisa, kalangan artis, budayawan, pakar, sampai pejabat pernah berkunjung dan mecoba batu angkek-angkek.

 

photo

Objek wisata Batu Angkek-Angkek di Desa Balai Tabuh, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat
 
Tidak Semua Orang Berhasil Mengangkat

Hadi mengatakan usia batu angkek-angkek sudah mencapai 500 tahun lebih. Warna batu ini kuning keemasan. Ada beberapak bagian berlobang hitam karena mengelupas. Satu sisi cembung seperti punggung kura-kura. Sisi satunya lagi datar. Di bagian punggung batu ada tulisan kata Allah SWT dan Nabi Muhanmmad SAW yang sudah tertulis sejak waktu yang sangat lama. Keunikan batu ini terletak kepada beratnya yang selalu berubah-ubah. Hadi menjelaskan sejak dulu mitos tentang baru angkek-angkek ini ialah, batu akan bisa terangkat oleh orang yang doa dan keinginannya terkabul.

 

Tapi Hadi menimpali, batu angkek-angkek tidak untuk dijadikan tempat meminta doa atau mewujudkan harapan. Setiap doa yang terkabul kata dia hanyalah atas kuasa Allah SWT, bukan karena persetujuan batu angkek-angkek. Batu terletak di bagian tempat yang agak tinggi di dalam rumah gadang  atau disebut di atas Bandua dalam Bahasa Minang. Kita disarankan membaca salam di dalam hati ketika hendak mendekati batu. Kemudian kita duduk bersimpuh di depan batu. Sebelum mengangkat, disarankan membaca basmallah dan salawat nabi sebanyak tiga kali. Setelah itu batu diangkat dengan cara merangkulkan kedua tangan.

 

photo

Wisata Batu Angkek-Angkek.
Percobaan pertama gagal. Batu seperti lengket dengan kuat ke lantai. Ketika mencoba mengangkatnya sekuat tenaga, batu sama sekali tidak bergeser sedikitpun dari tempatnya. Seakan batu itu terhubung kuat ke pusat inti bumi. Ketika gagal mencobanya, pengelola meminta untuk istirahat sejenak. Setelah itu mencobanya lagi, dimulai dengan salam, basmallah, solawat dan saya membacakan doa dan keinginan kepada Allah SWT di dalam hati. Percobaan kedua ini dengan khusuk dan pikiran fokus. Percobaan kedua ini berhasil.
 

Batu yang saya rangkul perlahan bergeser dan terangkat sampai ke pelukan di atas paha.  Setelah meletakkan batu di tempatnya kembali, pengunjung disarankan memberikan seserahan ala kadarnya atau sumbangan seikhlasnya saja. Hadi mengatakan bisa mengangkat batu angkek-angkek ke atas paha sudah termasuk pencapaian bagus buat pengunjung. Karena ada banyak sekali orang sudah datang dari jauh malah tidak pernah bisa mengangkat batu. Hadi mengatakan modal kekuatan dengan otot kekar  dan usia muda saja tidak cukup buat mengangkat batu ini. Bila dibilang sulit tidak juga, karena lanjut Hadi ada juga orang tua di atas 80 tahun malah bisa mengangkat batu dengan mudah.

 

"Mitosnya kalau bisa angkat batu angkek-angkek, doa terkabul. Tapi kita tidak boleh terlalu meyakini itu karena jatuhnya nanti ke syirik. Anggap saja ini sebagai media suport untuk sebuah niatan yang baik.  Penambah semangat. Kalau berhasil mengangkat, artinya keluar dari sini harus semangat untuk mewujudkan harapan. Kalau gagal, ya tidak masalah. Biasa saja," ucap Hadi.

 

 

Batu Angkek-Angkek, Batu yang Beratnya Berubah-ubah

 

Objek wisata Batu Angkek-Angkek di Desa Balai Tabuh, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat

Objek wisata Batu Angkek-Angkek di Desa Balai Tabuh, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat

 
Jenis batu ini belum diketahui oleh para peneliti.

Batu Angkek-Angkek adalah salah satu wisata yang unik di Tanah Datar. Batu angkek-angkek terletak di Desa Balai Tabuah, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi  Sumatera Barat. Jarak desa ini sekitar 7,5 kilometer dari Kota Batusangkar. Hadi Putra Lagani, salah satu pengelola objek wisata batu angkek-angkek ini mengatakan jenis batu ini tidak bisa diketahui oleh para ahli dan ilmuan sampai sekarang. Karena batu sejenis ini tidak pernah ditemukan di manapun. Hadi menjelaskan, penelitian dilakukan para ahli baru sebatas menguji berat batu itu saja. Berat itupun tidak konstan.

 

Hadi mengatakan berat baru angkek-angkek ini tidak pernah sama. Terkadang beratnya 10 kg. Terkadang 100 kg, pernah juga sampai 500 kg. Paling parah kata Hadi batu angkek-angkek pernah bikin timbangan hancur karena beratnya sangat luar biasa tidak terukur. “Jenis material batu ini belum bisa dipastikan. Terlalu banyak versi. Penelitian mentok pada beratnya saja,” ucap Hadi.

 

Berawal dari Mimpi Dt Bandaro Kayo

Sekitar 500 tahun lalu, seorang kepala kaum dari suku Piliang Datuak (Dt) Bandaro Kayo mengalami mimpi bertemu dengan Sykeikh Achmad. Dalam mimpinya itu, Syeikh Achmad menyuruh Dt Bandaro Kayo mendirikan sebuah perkampungan. Sekarang nama kampung itu bernama kampung Palangan. Pendirian kampung itu diawali dengan pembangunan sebuah rumah gadang sebagai pusat. Saat mendirikan tonggak utama rumah gadang itu, terjadi peristiwa aneh. Selama 14 hari 14 malam di kampung Palangan, yakni sering terjadi gempa bumi lokal dan hujan panas bergantian. Karena peristiwa itu dirasa aneh oleh kaum Dt Bandaro Kayo, kemudian diadakanlah musyawarah untuk mengambil keputusan kelanjutan pembangunan kampung.

 

Saat musyawarah berlangsung terdengar suara gaib dari lobang tempat pemancangan tiang utama rumah gadang. Tidak jelas itu suara siapa. Suara itu mengatakan bahwa ada sebuah batu di dalam lobang tempat pemancangan tiang. Batu itu bernama Batu Pendapatan. Suara Ghaib dari lobang itu berpesan agar batu pendapatan dijaga dengan sebaik mungkin. Batu ini yang kemudian terkenal dengan nama batu angkek-angkek. Hadi mengatakan nama asli batu itu tetaplah batu pendapatan. Batu angkek-angkek merupakan nama yang dipopulerkan oleh pengunjung.

 

Dari kisah yang diceritakan turun temurun, kata Hadi  batu pendapatan awalnya berbentuk jengkol. Masyarakat kaum Dr Bandaro Kayo hanya bisa mengambil sebagian atas. Sebagiannya lagi tidak bisa terangkat. Cerinya ketika semua orang kampung berusaha mengankatnya, tanah semakin amblas ke dalam. Jadinya mereka membiarkan batu itu tetap di dalam lobang. Sekarag Sebagian batu yang tidak terangkat itu tidak pernah lagi ditemukan. Dan tidak ada yang mencoba mencarinya lagi.

 

Jadi Obek Wisata Sejak Tahun 80

Sejak  ratusan tahun lalu, sudah banyak masyarakat mengetahui keajaiban batu angkek-angkek ini. Tapi pemerintah baru menjadikannya sebagai objek wisata dan cagar budaya yang harus dilindungi sejak tahun 1980. Sejak saat itu, pengunjung batu angkek-angkek semakin ramai setiap tahun. Bahkan sampai sekarang, batu angkek-angkek selalu didatangi wisatawan yang datang ke kabupaten Tanah Datar. Ada ungkapan mengatakan, tidak lengkap rasanya ke Tanah Datar kalau tidak mencoba mengangkat batu angkek-angkek.

 

Hadi mengatakan generasi dari Dt Bandaro Kayo sudah putus. Sekarang Hadi dan keluarganya bertindak sebagai pengelola. Agar batu ini tetap terawat, pengelola batu angkek-angkek selalu membersihkan batu ini dengan air biasa agar tidak dihinggapi kuman. Mereka tidak ingin pengangkat batu dihinggapi penyakit setelah berkunjung. “Membersihkannya biasa, disiram dan direndam di air di dalam ember, tidak ada ritual khusus” ujar Hadi.

 

Lantas apakah pembaca tertarik untuk mencoba mengangkat batu angkek-angkek? Anda bisa datang ke Desa Balai Tabuh, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar. Bagi Anda yang berasal dari luar Sumatera Barat, jarak lokasi batu angkek-angkek ada sekitar 93 kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau atau bisa ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam perjalanan darat.

 

Berkas:WhatsApp logo-color-vertical.svg - Wikipedia bahasa Indonesia,  ensiklopedia bebas    Instagram Logo Vectors Free Download    Facebook Logos PNG images free download    logo twitter – HIMAFIS UB    Logo Messenger realistic icon on transparent PNG - Similar PNG    Kumpulan Gambar Logo YouTube Lengkap - 5minvideo.id