Ilham - Call / WA +6281267 45797...........

Jembatan Siti Nurbaya, Antara Fakta dan Legenda
 

Mendengar kata "Siti Nurbaya" tentunya kepala kita akan langsung membayangkan sebuah Novel Romansa yang historis. Novel itu adalah Novel Kasih Tak Sampai yang dikarang oleh pujangga melayu Marah Rusli. Kisahnya yang melegenda di ranah melayu membuat sebagian orang menyangka bahwa itu adalah kisah nyata. Novel Kasih Tak Sampai sendiri mengambil latar di Kota Tuo Padang. Ceritanya sangat memorable dan apik seakan-akan menyihir pembacanya terbang ke masa lalu dimana perjodohan menjadi hal yang lumrah, bahkan menjadi syarat atau jaminan terhadap sesuatu.

 

Diceritakan bahwa Siti Nurbaya adalah anak seorang saudagar. Lantaran bisnis ayahnya runtuh dan bangkrut, ayahnya berhutang pada Datuk Maringgih yang terkenal licik. Namun apalah daya bagi sang ayah, Beliau tak mampu membayar hutang tersebut. Datuk Maringgih pun menawarkan opsi pelunasan. Yaitu dengan menikahi Sang Anak Siti Nurbaya yang terkenal cantik.

 

Siti Nurbaya pada hakikatnya tidak setuju dengan keinginan Datuk Maringgih, karena ia juga mempunyai tambatan hati yaitu Syamsul Bahri. Tapi karena kasihan dengan nasib Sang Ayah, ia menuruti permintaan Datuk Maringgih. Meskipun begitu, ia tetep menjalin hubungan secara diam-diam dengan Syamsul Bahri. Hingga suatu hari Datuk Maringgih mengetahui hubungan mereka berdua. Dia pun marah dan meracuni Siti Nurbaya sampai tewas.

 

Dokumentasi Pribadi


Mendengar kematian kekasihnya, Syamsul Bahri pun bergabung dengan pasukan Belanda dengan harapan membalas dendam kepada Datuk Maringgih. Pada suatu hari Pasukan Belanda menyerang wilayah Datuk Maringgih karena enggan membayar upeti. Terjadilah duel dahsyat mereka berdua dalam peperangan kedua kubu. Keduanya berakhir tragis, saling membunuh satu sama lain. Jenazah Siti Nurbayapun di Makamkan di Gunung Padang, sebuah bukit disamping muara sungai Batang Arau. Masyarakat tidak ada yang tau kepastian Makam Siti Nurbaya, tapi turun temurun begitulah ceritanya. Dari situlah nama Siti Nurbaya menjadi inspirasi bagi jembatan yang dibangun tahun 1995. 
 
Sungai Batang Arau, dok. pribadi

Sungai Batang Arau, dok. pribadi
 
Jembatan Siti Nurbaya ialah jembatan cantik penghubung Kota Tuo Padang dengan Gunung Padang. Jembatan ini dibangun dengan dana 19,8 Miliar. Letaknya yang sangat strategis menjadikannya persinggahan para pelancong untuk menikmati pemandangan alam yang indah. Jika melihat ke barat maka akan nampak Samudera Hindia, apabila melihat ke timur maka nampaklah pegunungan bukit barisan. Maka, tak heran jika spot yang satu ini sering dijadikan bidikan kamera fotografer maupun berswafoto ria. 
 

Lampu-lampu yang menghiasi tepi jembatan menjadi nilai plus dikala malam hari. Pantulan sinar lampu di permukaan Sungai Batang Arau dan hilir mudik perahu nelayan membuat kesan romantis yang tak terlupa kan. Waktu terbaik untuk menikmati jembatan ini adalah malam hari, selain itu kita juga bisa berkunjung saat pagi untuk menyaksikan sunrise dari balik bukit barisan.

 

Bagi pengunjung yang suka ngemil atau jajan dapat menemukan jajanan khas Jembatan Siti Nurbaya. Jagung Bakar salah satunya, ditemani secangkir teh atau kopi sudah bisa membuat mood meningkat. "Hati senang, perut pun kenyang"  begitu istilahnya menurut Ihsan dalam serial Ipin-Upin. Maka daripada itu jangan lupa untuk masukan ke list destinasi wisata jika berlibur ke Kota Padang ya !.

 

Jagung Bakar, Jajanan yang selalu hadir di Jembatan
Jagung Bakar, Jajanan yang selalu hadir di Jembatan