Ilham - Call / WA +6281267 45797...........

Sejarah Museum Adityawarman Kota Padang Paling Lengkap


Sumatera Barat tidak hanya memiliki daya tarik wisata alam dan kuliner, tetapi juga sejumlah obyek wisata pendidikan dan kebudayaan yang patut untuk dikunjungi. Salah satu dari sekian banyak obyek wisata pendidikan yang ada, Museum Adityawarman merupakan museum utama yang wajib dikunjungi di kota Padang. Mengapa? Karena museum ini merupakan salah satu museum terpenting yang menceritakan tentang sejarah masyarakat Minangkabau dan peninggalan mereka dari masa prasejarah hingga masa modern. Berbagai pernak-pernik dari kehidupan masyarakat Minang yang dipamerkan di museum ini telah menjadi sarana edukasi bagi pengunjungnya untuk mengenai leluhur warga Padang.

 

Gedung museum ini berdiri di tengah lahan sebesar 2,6 hektar dengan luas bangunan sekitar 2.855 meter persegi dan memiliki arsitektur seperti rumah bagonjong atau rumah gadang (ciri khas gaya arsiteksur tradisional Minangkabau). Ruman bagonjong merupakan rumah panggung yang memiliki atap seperti bentuk tanduk kerbau yang bertumpuk. Jumlah gonjong yang ada di atap museum ini berjumlah 7 pucuk.

Sejarah Museum Adityawarman Kota Padang


Museum ini dibangun pada tahun 1974 yang digunakan sebagai sebuah pusat pelestarian benda bersejarah, termasuk cagar budaya Minangkabau, cagar budaya Mentawai, dan secara umum cagar budaya Nusantara. Peresmian Sejarah Museum Adityawarman Kota Padang ini dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu, Prof. Dr. Sjarif Thayeb pada tanggal 16 Maret 1977. Nama Adityawarman diberikan secara resmi untuk museum ini pada tanggal 28 Mei 1979, dimana nama ini berasal dari salahsatu raja yang pernah berkuasa di Minangkabau sekitar 1347 – 1374 Masehi. Raja Adityawarma pada masa itu merupakan raja dari keturunan Kerajaan Majapahit ketika Gajahmada sedang berkuasa.
 

Keunikan Museum Adityawarman

Setelah mengetahui Sejarah Museum Adityawarman Kota Padang ini, adapula beberapa tempat unik yang dapat dinikmati ketika pengunjung berada di dalam area museum ini. Setibanya di depan museum, para pengunjung akan disambut dengan sebuah monumen berupa Tugu Perjuangan yang memiliki desain unik. Adapula sosok patung pejuang dengan memegang senjata bambu runcing di tangannya. 

 

Di samping patung tersebut, terdapat sebuah puisi yang tertera disana yang berbunyi “Untuk kami di Nusa Jaya. Kamulah gugur, derita sengsara. Kamu bertugu di jiwa bangsa. Lambang bermutu selama masa”. Puisi ini melambangkan pengorbanan para pejuang yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada masa lampau. 

 

Lalu, dibalik puisi tersebut, terdapat tulisan lain yang berisikan Teks Proklamasi. Di bawah teks proklamasi tersebut, terteralah cerita kelahiran dan makna dari kata “Padang” dengan bertuliskan tanggal 9 Maret 1950. Menurut sejarah, tanggal tersebut merupakan hari bersejarah bagi kota Padang, dimana kota Padang berhasil kembali ke naungan Indonesia.

 

  • Beberapa Patung Sebagai Simbol Sejarah dan Budaya

Ada beberapa buah patung berukuran besar yang mengelilingi wilayah Museum Adityawarman, tepatnya ada 7 buah. Wisatawan akan disapa dengan ketujuh patung ini yang merupakan symbol kebudayaan Padang. Pada saat sebelum Islam masuk ke Ranah Minang, kota ini masih menganut agama Hindu-Budha yang masih terlihat di museum ini. Maka dari itu, inilah alasan masih adanya patung-patung ini sebagai perjalanan sejarah. Simak juga 

  • Museum dalam Rumah Bagonjong

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gedung Museum Aditrawarman merupakan bangunan bagonjong yang memiliki atap menyerupai tanduk. Untuk kebanyakan museum, fungsi museum itu sendiri biasanya terpisah dengan rumah adat. Tetapi salah satu keunikan Museum Adityawarman adalah letak museum itu sendiri yang berada dalam rumah adatnya.

 

  • Pesawat Tempur

Dalam lingkungan taman museum, ada sebuah pesawat tempur yang berdiri megah yang lokasinya agak sedikit di pinggir. Pesawat tempur masa Perang Dunia II ini menjelaskan sebagai monument pengembalian kota Padang ke pangkuan Negara Indonesia pada tanggal 9 Maret 1950.

 

  • Koleksi Museum Adityawarman
Setelah mengetahui keunikan museum ini dari luar, sekarang saatnya untuk mengetahui keunikannya dari dalam. Koleksi-koleksi yang ada yang dalam museum telah tertata rapi dengan informasi singkat yang cukup edukatif. Koleksi barang sebanyak 6000 koleksi di dalam museum telah disusun dengan berbagai tingkatan koleksi, dimulai dari arkeologika, biologika, etnografika, filologika, geologika/geografika, historika, keramologika, teknalogika, dan seni rupa.

 

Tidak hanya itu saja, museum ini juga menyimpan koleksi 13 manuskrip Al-Quran dengan kondisi yang bagus dan sahih. Menurut informasi museum, kertas yang digunakan merupakan kertas berkualitas Erop dan terdapat cap kertas Propatria dan Singa berpedang pada koleksi ini. Meskipun sudah berumur dan ada kerusakan pada kulit Al-Quran, maka pengelola museum menukar bagian yang rusak tersebut dengan kertas yang dilapisi dengan warna yang mirip. 

 

Kondisi Ruangan Dalam Museum Adityawarman

Pada saat memasuki ruangan dalam museum, pengunjung dapat menikmati diorama yang menjelaskan mengenai sistem adat Minang. Adat ini sudah ada sejak dulu dengan struktur yang jelas dalam hubungan kekerabatan di sebuah adat di Ranah Minangkabau. Di Minang, sistem kekerabatan adat menganut prinsip matrilineal, dimana pihak perempuan memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam adat Minangkabau. Hal ini tercerminkan pada perempuan Minang yang melakukan semua kegiatan rumah hingga memegang harta pusaka tinggi.

 

Selain itu, ada juga peragaan pelaminan pernikahan di dalam ruangan museum dengan menggunakan aat Minangkabau. Tempat ini biasanya sangat disenangi pengunjung karena mereka bisa menyaksikan dan mengenal budaya yang dipamerkan. Di sudut ruangan juga terdapat koleksi benda bersejarah dari suku Mentawai, yang merupakan bagian dari Sumatera Barat, dengan adat istiadat yang jauh berbeda dan menerapkan sistem kekerabatan patrilineal.


Lokasi, Harga Tiket, dan Jam Operasional Museum

Museum Adityawarman terletak di Jalan Diponegoro No. 10, Belakang Tangsi, Padang Barat, Kota Padang. Akses ke museum ini juga cukup mudah karena letaknnya yang dekat dengan pusat kota Padang. Dari pusat kota seperti Pasar Raya, pengunjung hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit saja. Atau penggunaan ojek dan taksi online dapat mempermudah perjalanan menuju museum ini. Harga tiket masuk museum juga relatif murah, dimana harga tiket masuk dewasa sebesar Rp 3000 dan untuk anak-anak sebesar Rp 2000. Jam operasional museum dimulai dari hari Selasa hingga Minggu dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB, dimana hari Senin museum ini tutup.

 

Inilah Sejarah Museum Adityawarman Kota Padang dan keunikan, yang merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang patut dikunjungi jika anda berkunjung ke kota Padang.