Bertutur kata adalah salah satu bentuk sastra lisan Minangkabau yang berbentuk puisi dan berisi kalimat atau ungkapan yang mengandung pengertian yang dalam, luas, tepat, halus dan kiasan. Termasuk juga petuah atau pepatah orang Minang yang sarat akan makna kehidupan yang terkenal degan tutur kata di Minagkabau yang baik dengan setiap katanya memiliki makna tersendiri dalam setiap perkataannya.
Apakah kamu perah mendengar pasambahan Minang? Kata yang tersampaikan penuh dengan intonasi yang khas dan penuh makna yang luar biasa. Dalam kata-kata adat tersebut ada beberapa jenis kata yang sering terdengar bukan hanya di dalam acara adat saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tutur kata di Minangkabau pun bisa menjadi sarana untuk mengingatkan diri sendiri untuk berperilaku baik terutama ketika berada di lingkungan masyarakat.
Nah, berikut ini 6 tutur kata di Minangkabau yang sarat akan makna kehidupan. Simak selengkapnya ini.
1. Kato Petatah
Kato Petatah adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-tua, biasanya di pakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara. Kata yang mengandung patahan kata atau sebagai patokan hukum, norma yang menjadi tuntunan masyarakat Minangkabau. Hiduik dikaduang Adaik yang artinya, setiap kehidupan di Minangkabau diatur oleh adat
2. Kato Petitih
Kato Petitih adalah aturan yang mengatur pelaksanaan adat dengan seksama. Petitih merupakan peraturan operasional, pelaksanaan dan batasan peraturan di dalam masyarakat. Tutur kata di Minangkabau yang bisa menjadi jembatan atau jalan yang di tempuh dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Dan menjadi fungsi penjelasan dari Kato Petatah.
3. Kato Pituah
Kato Pituah adalah ajaran-ajaran kebaikan berupa nasihat, pendidikan moral dan nilai, serta termasuk perintah secara tidak langsung, yang ditujukan bagi orang banyak, dan supaya dijadikan sebagai pijakan dan salah satu pedoman dalam menjalani kehidupan. Bakato paliharo lidah, balaku paliharo budi, yang artinya, bertutur kata peliharalah lidah, berperilaku peliharalah budi.
4. Kato Kieh
Kato Kieh adalah cara menyampaikan sesuatu dengan tidak berterus terang atau menggunakan perumpamaan yang menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi. Sehingga orang yang diajak berkomunikasi tidak merasa direndahkan dalam bertutur kata di Minangkabau. Bisa dengan sindiran yang bersifat pujian maupun cemoohan.
6. Kato Pameo
Kato Pamaeo adalah kalimat atau ungkapan yang artinya bertentang atau tidak terjadi sama sekali. Kalimat yang di lihat seakan tidak mungkin terjadi dengan makna nasehat. Duduak surang basampik-sampik duduk basamo balapang-lapang artinya bermakna bahwa kebersamaan justru melapangkan seseorang dari persoalan berat, atau melepaskan dari kesulitan yang mejadi mudah jika ada pihak lain yang ikut membantu.
6. Kato Mamangan
Kato Mamangan merupakan bagian dari kiasan yang berisi nasehat. Mamangan menjadi pedoman orang dalam bertingkah laku dan sekaligus membentuk pola perilaku hubungan sosial dalam masyarakat. Mamangan merupakan kristalisasi pengalaman batin masyarakat Minangkabau yang inspirasinya bersumber dari alam. Semoga dalam tutur kata Minangkabau ini menjadi sarana untuk mengingatkan sendiri untuk berperilaku baik terutama ketika berada di lingkungan masyarakat. (*)
6 Tutur Kata Minangkabau, Sarat Akan Makna Kehidupan
Minangkabau terkenal karena kekentalan adat dan budayanya, sastra lisannya hingga alamnya nan elok yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Di Minangkabau sendiri tutur kata menjadi hal yang begitu penting yang menjadi pembeda sudut pandang terhadap kultur dan kebudayaan itu sendiri. Dalam bertutur kata telah menjadi aturan-aturan tersendiri yang menjadi kebiasaan dan telah menjadi darah daging bagi masyarakat dalam tutur kata di Minangkabau,
Aturan tersebut tak lepas dari kata (kato) Kato Nan Ampek yang menjadi aturan dalam berkomunikasi bagi orang orang Minangkabau. Kato nan ampek ini meliputi cara berbicara terhadap orang lebih tua, yang lebih kecil hingga teman sebaya. Kato Nan Ampek tersebut adalah